Tulangbawang – Tubamesuji.com.– Memalukan dan tidak punya wibawa sebagai seorang yang punya jabatan di pemerintahan Kampung ditunjukan oleh seorang oknum Carek/sekretaris kampung.
Bukannya menjadi Sudi tauladan bagi warga atau publik yang membutuhkan informasi untuk di layani dengan baik, Tetap dengan SONGGONG-nya (angkuh/sombong/tidak tau diri) menantang awak media untuk di beritakan.
Sungguh di luar akal sehat padahal awak media hanya butuh informasi yang akan di sajikan kepada publik, bukannya bertanya apa tujuan dan informasi yang di butuhkan oleh awak media, sebagai bentuk pelayanan seorang aparatur pemerintah kampung yang baik dan beretika.
Bahkan tanpa babibu (diduga bagai orang linglung/amnesia/setengah stres) langsung menjawab chatt WhatsApp awak media dengan kalimat menantang untuk di BERITAKAN…!!!
Hal ini disampaikan dan di keluhkan oleh seorang awak media yang berinisial “RE” kepada kawan sesama wartawan, “RE” yang merasa kecewa dan tertantang dengan bahasa di chattingan WhatsApp antara “RE” dengan Sodik selaku oknum Carek/sekretaris kampung Hargo Mulyo kecamatan Rawajitu Selatan kabupaten Tulang Bawang, Lampung.
Sebagai bentuk tuntutan dan solidaritas dari sesama profesi seorang Jurnalis, maka apabila ada oknum yang di duga sudah melakukan penyelewengan anggaran APBN/APBD secara Terstruktur, sistematis dan masif (dapat di duga sebagai seorang KORUPTOR) minta untuk di beritakan, maka wartawan akan dengan seneng hati akan memberitakan oknum tersebut sepanjang masa. (maka hilanglah hak jawabnya yang sudah di atur sesuai dengan Undang-undang RI nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers).
Terkait Dugaan pengelolaan anggaran Dana Desa Tahun 2020 sampe dengan tahun 2023 di Kampung Hargo Mulyo yang diduga keras ada kegiatan yang di mark-up, dan awak media sudah koordinasi dengan pihak inspektorat kabupaten Tulang Bawang, pihak kecamatan Rawa jitu Selatan, pihak Pendamping Desa dan pihak-pihak terkait.
Informasi terakhir yang di dapat oleh awak media bahwa benar adanya, ada pembangunan yang mempergunakan anggaran dana desa (DD) yang di duga di mark-up dan di ketahui oleh instansi pemerintah daerah terkait, tetapi hanya di minta mengembalikan kerugian negara.
Kabar ini semoga tidak benar karena kalau ini benar maka kongkalikong/tipu muslihat/ Merampok uang Negara/kerjasama untuk meraup keuntungan bersama dapat di simpulkan sebagai otak KORUPTOR BERJAMAAH.
Tantangan yang di cetuskan oleh Sodik oknum Carek/sekretaris kampung Hargo Mulyo mengugah hati para penggiat anti Korupsi /aktivis dan ketua Lembaga/ organisasi untuk bereaksi, salah satunya ketua DPW BAIN HAM RI Provinsi Lampung, bapak Ferry Saputra.Ys., SH.
” Kalau hanya sekelas oknum Carek/sekretaris kampung sudah bergaya bagai pejabat tinggi dengan SONGGONG menantang awak media untuk di beritakan, itu ada unsur ketakutan dalam dirinya.
Kalau benar dan yakin tidak ada bermasalah di waktu mengelola anggaran dana desa, gelar meja, ajak komunikasi dan debat terbuka berhadapan langsung.” ujar bapak Ferry.
Lanjut pak Ferry menambahkan,
” Ibarat cacing tanah memandang dirinya bagai seekor naga, atau seperti katak dalam tempurung, hal ini bisa aja terjadi kepada oknum aparatur kampung dimana pun, kalau kepala kampung nya sudah bergaya begitu maka gaya Carek/sekretaris kampung pasti akan meniru juga.
Harapan saya kepada oknum -oknun aparatur kampung atau pejabat yang mengelola uang Rakyat harap tau diri dan punya rasa malu. kalau anda melakukan korupsi sama dengan merampok uang rakyat.” Pungkas bapak Ferry lagi.
Kamis (18/07/2024).
Kronologis tantangan dari Sodik oknum Carek/sekretaris kampung Hargo Mulyo di mulai dan Bermula dari awak media menghubunginya melalui chat WhatsApp, maksud dan tujuannya agar ia bisa menyampaikan pesan kami kepada Samsul Hadi selaku kepala kampungnya, karena sebelumnya awak media ini dan media lainnya sulit untuk berkomunikasi dengan Samsul Hadi.
“Assalamualaikum pak carik, saya ingin ngobrol dengan sampean, kalau gak sibuk nanti kita telfonan ya, terkait mas Samsul”, kata awak media ini melalui Voice Note (VN).
Tapi Chat tersebut hanya di abaikan tidak ada balasan dari sekretaris kampung tersebut.
Beberapa hari kemudian kami chat kembali dengan kalimat “Aslkm wr wb…
Ijin, mau komunikasi mas ?
Selang beberapa jam kemudian Sodik menjawab dengan angkuhnya, “Walaikum salam, Silahkan ditulis aja gpp boss!.
Kami bingung kok tiba-tiba ia menjawab dengan jawaban seperti itu, terkesan sangat sombong, angkuh dan sangat menantang untuk menuliskan apa saja kegiatan yang ada dikampung Hargo Mulyo, yang bersumber dari uang negara.
Sikap dan prilaku sekretaris kampung seperti ini sangat tidak berakhlak, tidak ramah dan sangat sombong, seperti orang yang tidak berpendidikan, padahal selain ia menjadi juri tulis atau sekretaris kampung di kampung Hargo Mulyo, ia juga menjabat sebagai ketua Panitia Pengawas Pemilu di Kecamatan di Rawajitu Selatan.
Sangat disayangkan, seorang sekretaris kampung dan seorang ketua PPK bersikap seperti itu, lain yang ditanya, lain juga yang dijawab.
Kedepannya awak media ini dan puluhan media lainnya akan membentuk tim investigasi, untuk mempertanyakan apa maksud dan tujuannya berbahasa seperti itu dan sekaligus mengkonfirmasi sekretaris kampung, kepala kampung serta kaur pembangunan/ Tim Pembangunan Kampung (TPK) terkait pelaksanaan kegiatan pembangunan pada tahun 2020, 2021 dan 2023, di duga kuat dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut ada Mark up. (Tim).
Berita bersamung